Tata cara ibadah Haji yang merupakan salah satu rukun Islam, menjadi kewajiban wajib bagi setiap muslim yang memiliki kemampuan fisik dan materi untuk melaksanakannya. Hukum haji yang diturunkan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Kementerian Agama siap menfaslitasi ibadah haji yang sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim As. Oleh karena itu, perjalanan haji dikenal sebagai perjalanan Nabi Ibrahim. Praktek haji terutama meniru tindakan Ibrahim As dan keluarganya. Kemudian ditahbiskan oleh Allah SWT agar Ibrahim As dan anaknya Ismail As membangun kembali Ka’bah. Apalagi, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim As untuk memanggil umatnya untuk mengikuti haji.
Setelah menerima seruan dari Ibrahim, Nabi Muhammad SAW menyampaikannya kepada ummatnya. Telah menjadi kesepakatan para ulama bahwa kewajiban haji dimulai pada tahun kesembilan Hijriah. Pada masa ini, Abu Bakar Siddiq memimpin rombongannya untuk pertama kali menunaikan ibadah haji, dan tahun berikutnya, Nabi Muhammad SAW sendiri yang menunaikan ibadah haji.
Tata Cara Ibadah Haji, Pengertian dan Dalilnya
Haji berakar pada kata al-Hajj dalam bahasa Arab, yang berarti pengejaran suatu tindakan dengan sengaja. Dalam hukum Islam, haji mengacu pada perjalanan yang disengaja ke Mekkah untuk melakukan serangkaian ritual ibadah yang ditentukan dan diatur oleh syarak.
Bagi mereka yang mampu secara finansial, menunaikan ibadah haji ke Mekkah merupakan salah satu komponen wajib dalam beragama Islam. Surat ketiga, Ali-Imran, ayat 97 Alquran secara tegas menyatakan bahwa haji adalah kewajiban agama yang wajib, dilakukan setidaknya sekali seumur hidup Muslim, bagi mereka yang mampu secara fisik dan finansial.
فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
yang memiliki arti : Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97)
Berikut ini adalah tata cara ibadah haji :
Syarat Menunaikan Ibadah Haji
1. Islam,
2. Balig,
3. Berakal sehat,
4. Merdeka,
5. Mampu haji,
6. Sehat jasmani dan rohani,
7. Memiliki ilmu tentang haji,
8. Memiliki kendaraan, baik milik pribadi maupun pemerintah/swasta,
9. Aman selama perjalanan pulang dan pergi,
10. Khusus bagi wanita, harus ditemani oleh mahramnya.
Tata Cara Ibadah Haji
Ada tiga metode untuk menjalankan dua ibadah, yaitu haji dan umroh, diuraikan sebagai berikut:
Untuk melaksanakan ifrad, seseorang harus menunaikan ibadah haji terlebih dahulu sebelum melakukan umrah. Tata cara pelaksanaannya meliputi ihram dari miqat haji dan melaksanakan segala aktivitas haji selama bulan Zulhijah. Selain itu, seseorang harus ihram dari miqat untuk umrah dan melakukan semua kegiatan umrah.
Melakukan umrah sebelum haji, yang dikenal sebagai Tamattu, adalah praktik yang dianjurkan oleh umat Islam.
Qiran adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik melakukan haji dan umrah secara bersamaan.
Waktu Melaksanakan haji
Setiap tahun, haji dimulai pada awal bulan Syawal dan berakhir sebelum fajar pada malam tanggal 9 Zulhijah. Selama ini, individu berpartisipasi dalam praktek-praktek yang merupakan bagian dari haji sunnah. Rukun haji kemudian dilaksanakan pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijah, setiap tahunnya.
Rukun Haji
Saat menunaikan ibadah haji, rukun haji merupakan tindakan esensial yang harus dilakukan. Batalnya haji disebabkan karena tidak dilaksanakannya salah satu rukun tersebut, dan tidak ada denda atau bendungan yang dapat menggantikannya. Di antara rukun haji terdapat berbagai perbuatan, antara lain:
1. Menggunakan ihram melibatkan niat untuk memulai berbagai tahap ziarah dan mematuhi larangan terkait saat mengenakan pakaian serba putih yang tidak dijahit. Peziarah kemudian harus menyatakan niatnya dengan membaca “Labbaikallumma hajjan” (Ini aku siap melayanimu, ya Allah, untuk haji).
2. Selanjutnya adalah Wukuf adalah ritual penting dalam agama Islam, yang melibatkan tinggal di dataran Arafah pada hari kesembilan Zulhijah, mulai dari siang hingga fajar pada hari kesepuluh Zulhijah.
3. Pelaksanaan Tawaf melibatkan jamaah mengelilingi Ka’bah tujuh kali. Selama ritual ini, Ka’bah selalu diposisikan di sebelah kiri jamaah, dan arah pergerakannya harus sejajar dengan Hajar Aswad. Penting bagi peziarah untuk memulai dan mengakhiri ke arah yang bersih dan murni.
4. Selama haji, peziarah berpartisipasi dalam ritual yang disebut Sa’i. Ritual ini melibatkan berlari, meski dengan langkah lambat, tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah.
5. Tahalul ada dua macam, yaitu mencukur rambut kepala sekurang-kurangnya tiga helai. Jenis Tahalul yang pertama adalah ketika seseorang telah memenuhi jumlah aqabah yang disyaratkan, yang kemudian memungkinkan mereka melepas pakaian ihramnya.
Setelah menyelesaikan jumlah aqabah, mencukur, dan thawaf ifadlah yang diwajibkan, yang dikenal sebagai tahalul tsani, seorang jamaah diberikan izin untuk melakukan semua tindakan yang sebelumnya dilarang selama haji.
6. Tertib berurutan proses pelaksanaannya.